#1

Drupadi

#2

Harga Diri

#3

sex workers can end HIV/AIDS.

#4

Silent Body

#5

Everyone's always wearing a mask

Sabtu, 19 Januari 2013

virus GO (Gonorrhea) di kelamin gadis kecil itu (RI)



    Saya marah mendengar berita tentang seorang gadis kecil yang mengalami kekerasan seksual dan akhirnya meninggal dunia. Dunia ini berkembang menjadi tempat yang menakutkan bagi anak-anak. Dulu, ketika kita harus sering mengingatkan anak-anak untuk berhati-hati bermain di tepi jalan, hati-hati jajan sembarangan, hati-hati menyebrang jalan, saatnya untuk mengubah pandangan kita. Orang dewasa menjadi monster yang menakutkan bagi anak-anak. Mereka tak lagi bisa bermain bebas di lapangan atau halaman rumah. 

     Kerusakan moral tumbuh pesat dan mengincar tubuh dan jiwa rapuh anak-anak. Meski saya sendiri belum merasakan bagaimana merawat anak, tapi saya tahu persis bahwa anak-anak adalah hal terbesar yang mengisi pikiran orang tua. Ibu atau ayah tak akan bisa tidur nyenyak hingga mengetahui anaknya baik-baik saja. RI (nama singkatan), begitu media biasa menyebut nama korban, adalah gadis kecil berumur 11 tahun yang menjadi korban kerusakan moral dan mental dari ayahnya. Meski status nya masih tersangka, tapi saksi-saksi menyebutkan bahwa ayahnya adalah orang yang telah memperkosanya. Ayah kandung, bukan ayah tiri. Darah dagingnya sendiri. Entah kerusakan moral atau mental atau mungkin kerusakan psikis. Bisa juga disebut psikopat. Entahlah. 

     Yang menyedihkan lagi, di kelamin si kecil terdapat penyakit GO atau Gonorrhea, biasa disebut kencing nanah. Sungguh brutal dan biadab. Tak ada kata yang mampu melukiskan perilaku sang ayah. Bahkan dia tak layak disebut “ayah”. Ayah adalah orang tua yang seharusnya menjaga dan memastikan putri kecilnya baik-baik saja. Media juga memberitakan bahwa pelakunya berjumlah dua orang, salah satu tersangkanya adalah guru. Begitulah wajah moral pendidik. Bukan bermaksud mengeneralisasi, tapi apakah pendidikan kita sudah begitu jauh dari memanusiakan manusia.  Pemerintah sudah saatnya melakukan seleksi ketat bagi penerimaan guru di semua jenjang pendidikan. Ayolah,  masyarakat sudah lelah dengan berita semacam ini. Saatnya anak-anak kita dilindungi dengan baik.

Karena mereka adalah kekuatan kita. 
Karena mereka adalah masa depan bangsa kita. 
Karena mereka dapat mengubah dunia menjadi lebih baik

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More