#1

Drupadi

#2

Harga Diri

#3

sex workers can end HIV/AIDS.

#4

Silent Body

#5

Everyone's always wearing a mask

Jumat, 09 Mei 2008

Aksi mahasiswa= dibayar???









Sore itu pukul 16.45, 5/5/2008, sebanyak 20 UKPM-ers, sebutan untuk anggota Unit Kegiatan Pers Mahasiswa UH, merapatkan barisan sambil membawa pataka, spanduk-spanduk berisi keluhan-keluhan kami pada pemerintah akibat isu kenaikan BBM. Selama pemerintahan SBY-JK, Indonesia harus terus-menerus pasrah terhadap kondisi ekonomi global yang kian memburuk. Dengan jatuhnya perekonomian Amerika Serikat, dunia terpaksa menanggung beban yang cukup berat. Langkah kami menuju pintu I Unhas hendak meringankan beban rakyat belum tentu mendapat respon yang cukup baik oleh rakyat. Sinisme terkadangyang membuat hati miris.

Dengan saweran semampunya, selebaran di foto kopi sebanyak-banyaknya. Lalu dibagikan pada pengguna jalan pintu I UH. Selebaran tentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM hingga 30%. Selebaran tentang teriakan hati kami yang sudah muak dengan segala kebijakan pemerintah. Mungkin kata “kebijakan” sebaiknya diganti saja. Tak sedikitpun keputusan bijakpemerintah yang sudah mengubah kondisi rakyat.

Setengah jam kemudian, tepatnya pukul 17.15, sebuah mobil patrol mendekat. Beberapa orang berpakaian seragam biru-biru layaknya body guard, mendekati kami. Tak seberapa dekat, mereka mengawasi gerak-gerik kami. Kawan-kawan tak terpancing. Mereka tetap meneriakkan yel-yel kemarahan. “Berhenti bayar pajak, BBM naik” berkali-kali.

Rosmina, seorang polisi berseragam lengkap mengingatkan untuk segera membubarkan aksi. “Izin dulu baru aksi”, katanya. Bah, untuk apa izin, toh kita yang mengizinkan SBY-JK duduk di kursinya, toh kita yang mengizinkan SBY-JK mengatasnamakan rakyat dalam setiap kebijakan mereka. Mengapa BBM dinaikkan tanpa minta izin pada kami, mengapa mau membungkam kami yang sudah lama diam. Rakyat cukup bersabar.Rakyat tak pernah mengeluh. Rakyat mau dibunuh berkali-kali. Mengapa kami harus izin.

Pemerintah punya banyak cara untuk membungkam rakyatnya. Mahasiswa malah difitnah. Dibayar katanya. Tapi, kami persilahkan pada kalian yang berani membungkam raga kami, tapi jiwa kami telah diberikan seutuhnya untuk rakyat.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More